Rabu, 09 November 2011

PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS IBU PADA MASA PERSALINAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan dan professional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi persalinan pada kondisi tertentu.
Kala satu persalinan didefinisikan sebagai pemulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10cm). Hal ini dikenal sebagai tahap pembukaan serviks.
Ada sejumlah tanda dan gejalah menjelang persalinan, wanita tersebut akan mengalami kondisi berikut :
1.      Lightning, yang mulai dirasakan kira-kira dua minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu :
a.       Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
b.      Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
c.       Krram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada saraf yang menjalar melalui foramen iskiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
d.      Peningkatan stasis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik dari ekstermitas bawah.
2.      Perubahan serviks, dimana semakin mendekati persalinan serviks semakin matang. Perubahan servik diduga terjadi akibat adanya peningkatan intensitas kontrraksi Braxton kicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.
3.      Persalinan palsu terdiri dari kontarsi uterus yang sangat nyeri, yang member pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enem minggu kehamilan.
4.      Ketuban Pecah Dini, pada kondisi normal ketuban pecah ppada akhir kala satu persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan persalinan, kondidi tersebut disebut Ketuban pecah Dini (KPD).
5.      Bloody Show, plak lender disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan menutupi jalan lahir inilah yang dimaksud sebagai bloody show. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lender brcampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni.
Pemenuhan psikologis dan prilaku ibu, terutama terjadi pada fase laten, aktif dan transisi pada kala I. Kondisi psikologis keseluruman wanita yang sedang menjalani persalinan sangat bervasiasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang iya terima selam persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima watita yang dari pasangannaya, orang terdekat lainnya, keluarga dan pemberi perawatan serta lingkungan tempat wanita tersebut tinggal dan apakah bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diinginkan. Banyak bayi tidak direncanakan tetapi sebagian besar bayi pada akhir kehamilan diinginkan menjelang akhir kehamilannya. Apabila kehadiran bayi yang tidak diharapkan, bagaimanapun aspek psikologis ibu akan mempengaruhi perjalanan persalinan. Disini persiapan bimbingan serta antisipasi sangat beragam tergantung pada filosofidan pengalaman  pendidiknya. Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seorang wanita dilingkungan tempat melahirkan termasuk dari mereka yang mendampingginya sangat mempengaruhinya aspek psikologis pada saat kondisinya sempat rentan setiap kali kontraksi timbul juga. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.

1.2              TUJUAN
ü  Mengetahui kebutuhan ibu pada saat Kehamilan dan Persalinan
ü  Memenuhi kebutuhan psikologi ibu pada masa Persalinan
ü  Mengetahui  Psikologis pada ibu yang mengalami persalinan.
ü  Mengetahui  Dukungan fisik dan psikologis ibu dalam proses persalinan.
ü  Mengetahui  Perubahan psikologis pada kala I .
ü  Mengetahui Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis  ibu dan keluarga.
































BAB II
PEMBAHASAN
1.      MENGETAHUI KEBUTUHAN IBU PADA SAAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
*      Dampak Psikologis Ibu Hamil Trimester I, II, Dan III
A.    Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
1)      Suami
ü  Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
ü  Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
ü  Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
ü  Menurut penelitian di Indonesia
Dukungan suami yang diharapkan istri:
a)      Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
b)      Suami senang mendapat keturunan
c)      Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
d)     Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung
e)      Suami tidak menyakiti istri
f)       Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
g)      Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
h)      Suami membantu tugas istri
i)        Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
j)        Suami menungu ketika istri melahirkan
k)      Suami menunggu ketika istri di operasi
2)      Keluarga
·         Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
·         Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
o   Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
o   Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
o   Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
o   Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan
3)      Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
o   Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
o   Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
o   Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
o   Menunggui ibu ketika melahirkan
o   Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil

B.     Support Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :
·         Aktif : melalui kelas antenatal
·         Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar        ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.

C.     Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.

D.    Persiapan Menjadi Orang Tua
 Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau peralihan
 Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru. Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :
1)      Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis
2)      Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai
Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan :
1)       Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu dan merupakan perubahan negative
2)       Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti:
ü  Perubahan kehidupan seksual
ü  Pola tidur dan lain - lain
Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir adalah:
·         Temperamen
·         Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
·         Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka
Peralihan menjadi orang tua
a)      Fase Penantian:
·         Berkaitan dampaknya pada kehamilan
·         Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga
·         Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan tanggung jawab.
b)      Fase bulan madu
๑.       Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian pada askebnya
๒.      Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura
๓.      Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan baru dengan bayi
๔.      Merupakan fase yang berat adaptasi dengan anggota baru

E.     PERAN BIDAN
Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk mengkaji /menilai kondisi psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik saja. Memfasilitasi wanita agar mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami, keluarga ataupun bidan.
Dukungan psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara signifikan dapat meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam hal ini, (Cobb, 1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi yang membawa seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dihargai. Menurut Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial adalah pertukaran sumber informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider dan resipien dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.
Dukungan psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari faktor resiko psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial menjadi 3 yaitu : karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang pendidikan, rumah yang tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan riwayat /sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan : merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas, terlalu kurus.
Adapun jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem support (dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support, tangible support (sarana fisik) dan perkumpulan sosial. Power et al (1988) membagi dukungan sosial menjadi 2 :
1. Emosional support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin kedekatan dan pengetahuan bahwa dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta nasihat, saran yang diberikan dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri.
2. Practical support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan membentuk individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri.
Bidan harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-hari. Perlu dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti pasangan, teman baik, kerabat.

*      Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas
1.      Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara.
o   Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua
o   Respon dan support dari keluarga dan teman dekat
o   Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu
o   Harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan. Periode ini diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :
๑.       Talking In period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.
๒.      Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
๓.      Letting Go Period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

2.      MEMENUHI KEBUTUHAN PSIKOLOGI IBU PADA MASA PERSALINAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar